Mengurangi Risiko Kecacatan Akibat Stroke dengan Penanganan Komprehensif di RS stroke-ready

Tujuh belas juta orang menderita penyakit stroke setiap tahunnya , dengan dua pertiga dari keseluruhan pasien stroke di dunia disumbang oleh negara-negara di Asia . Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Balitbangkes Kementerian Kesehatan 2014, stroke masih menjadi penyebab kematian nomor satu.

Penyakit yang sering kali disebut sebagai “serangan otak” ini perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak, terlebih stroke bukan hanya menyebabkan kematian tetapi juga kecacatan. Jika membahas penanganan Stroke, pastinya segera pergi ke rumah sakit merupakan hal yang paling tepat untuk dilakukan apabila Anda atau anggota keluarga lainnya mengalami gejala seperti bagian wajah tidak simetris saat tersenyum, salah satu sisi tubuh mengalami kelemahan secara tiba-tiba dan mendadak mengalami kesulitan berbicara.

Waktu, merupakan salah satu faktor penting dalam penanganan pasien stroke akut. Harus dipahami bahwa seseorang yang mengalami gejala stroke perlu mendapatkan penanganan yang cepat serta tepat, dan salah satu opsi terbaik adalah mendapatkan pertolongan di RS stroke-ready yang kini sudah tersedia di Indonesia.

Penanganan pasien di RS stroke-ready berbeda dari rumah sakit biasa, karena keberadaan Acute Stroke Team (AST) yang tanggap darurat akan memberikan perawatan sesuai protokol dengan cara yang aman dan efisien. Kehadiran tim ini merupakan salah satu faktor penentu dalam peningkatan keberhasilan penanganan pasien stroke.

Terdapat beberapa aturan standar yang diterapkan seluruh RS stroke-ready. Salah satu diantaranya adalah optimalisasi door to-needle time atau perhitungan waktu ketika pasien tiba di rumah sakit sampai ia mendapatkan prosedur tepat untuk mengatasi gejala penyakit stroke. Pasien akan merasakan hasil maksimal ketika mereka mendapatkan pengobatan dalam waktu 60 menit setelah timbulnya gejala stroke , atau Anda dapat menyebutnya dengan istilah Golden Hour.

Khusus untuk stroke iskemik akut yang disebabkan oleh penyumbatan aliran darah di otak, penanganan hanya efektif dalam waktu 4,5 jam setelah gejala pertama kali muncul . Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit ini dan penanganan yang tepat sebelum terlambat.

RS stroke-ready juga didukung fasilitas CT Scan serta dilengkapi dengan ketersediaan obat-obatan yang membantu menghancurkan sumbatan pada pembuluh darah atau dikenal dengan recombinant tissue plasminogen activator (rt-PA).

Langkah penanganan pasien stroke akut di RS stroke-ready saat periode golden hour

Terdapat beberapa langkah utama yang dilakukan oleh tenaga medis terlatih di RS stroke-ready ketika menangani pasien.

1. Pertama, prenotification atau pemberitahuan lebih awal oleh tim ambulans yang diterima oleh Acute Stroke Team (AST) ketika pasien sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit.

2. Pada tahap ini, paramedis akan memberikan informasi keadaan terkini dan riwayat kesehatan serta pengobatan pasien sebagai latar belakang penanganan.

3. Ketika pasien tiba di rumah sakit, alih-alih dirujuk ke instalasi gawat darurat, pasien akan langsung dibawa ke ruangan CT Scan untuk dilakukan pemeriksaann CT Scan otak.

4. Setelah itu, pasien juga akan melewati uji laboratorium. Hal ini dapat memudahkan proses diagnosa dan penentuan langkah penanganan selanjutnya.

lustrasi hasil CT Scan pasien

Dengan langkah-langkah ini dilakukan secara cepat dan tepat, pasien stroke iskemik akut yang masih berada dalam periode golden hour dan memenuhi kriteria-kriteria tertentu dapat menerima terapi standar untuk menghancurkan sumbatan.

Jika sudah melewati periode golden hour, apa langkah penanganan yang dilakukan?

Pada pasien stroke iskemik akut, apabila sudah melewati periode golden hour, maka sumbatan tidak bisa dihancurkan dengan terapi standar penghancur sumbatan. Namun, jika pasien memenuhi kriteria tertentu, tim medis dapat melakukan tindakan invasive trombektomi mekanik. Prosedur ini merupakan perawatan stroke di mana gumpalan yang menyumbat ditarik keluar dari otak pasien menggunakan suatu alat khusus.

Pada cukup banyak kasus, pasien stroke iskemik akut tidak dapat menjalani prosedur karena beberapa kriteria dan pertimbangan sehingga tim medis hanya dapat mencegah atau mengurangi risiko terjadinya serangan stroke kedua. Kelompok pasien inilah yang pada akhirnya terancam risiko kecacatan atau bahkan meninggal karena sumbatan tidak dapat dihancurkan pada masa golden hour.

Hingga saat ini, diperkirakan terdapat 85 RS stroke-ready di Indonesia yang siap menangani pasien stroke akut. Di Jakarta sendiri sudah tersedia 19 RS stroke-ready, beberapa diantaranya adalah RS Pusat Otak Nasional, RS Premier Bintaro, RS Premier Jatinegara, RS Siloam Kebon Jeruk dan RS Siloam TB Simatupang. RS stroke-ready lainnya juga berada di kota-kota besar seperti RS Immanuel dan RSUP Hasan Sadikin di Bandung, RSUD Soetomo di Surabaya serta RSUP Kariadi di Semarang. Tidak hanya di Pulau Jawa, RS stroke-ready kini sudah berada di pulau lainnya seperti RSUD Zainoel Abidin di Aceh, RSUP Adam Malik di Medan, RSUP M Hoesin Palembang, RS Siloam Balikpapan, RSUP Wahidin Sudirohusodo di Makassar dan masih banyak lagi. Bahkan, kini RS stroke-ready juga berada di provinsi termuda di Indonesia, Kalimantan Utara, yaitu RSUD Tarakan.

Penanganan cepat dan tepat pada pasien stroke akut dikatakan dapat mengurangi kematian, disabilitas, komplikasi, dan waktu rawat inap di rumah sakit. Oleh karena itu, Indonesia Stroke Society bersama Angels Initiative berharap masyarakat semakin sadar pentingnya penanganan cepat dan tepat pada pasien stroke akut. Dan dianjurkan mendapatkan penanganan di RS stroke-ready yang memiliki protokol komprehensif terhadap stroke. Mari hindari risiko kecacatan atau bahkan kematian akibat serangan stroke dengan segera mendapatkan pertolongan di RS stroke-ready. Yuk #StrokeJanganDiamDiRumah!

Translate »